Yang mulia Rosulullah Saw bersabda:
مّنْ دَخَلَ سُوْقًا مِنَ اْلآَسْوَاقِ فقال: لاَإِلَهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ, لَهُ اْلمُلْكُ وَلَهُ اْلحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ, كُتِبَ لَهُ أَلْفَ أَلْفِ حَسَنَةٍ وَمَحَا عَنْهُ أَلْفَ أَلْفِ سَيِّئَةٍ.
Barangsiapa masuk ke salah satu pasar, kemudian dia mengucapkan: Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah yang maha esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, kerajaan bagi-Nya, dan Dia maha Kuasa atas segala sesuatu, maka Allah akan mencatat baginya sejuta kebaikan dan akan menghapuskan darinya sejuta keburukan.
Bila kita hubungkan dengan aspek ekonomi, hadits ini menerangkan tentang etika berbisnis yang baik, bagaimana seharusnya berbisnis menurut konteks keislaman yaitu dimulai dengan membaca doa, kemudian tidak boleh berbuat curang ketika berdagang dan selalu mengingat Allah SWT, selalu merasa bahwa kita selalu diawasi oleh Allah, tidak ada tempat bagi kita untuk berbuat maksiat dihadapan Allah SWT karena Allah maha melihat dan maha mengetahui apa yang kita perbuat.
Filosofi dasar yang menjadi catatan penting bagi pebisnis Islami adalah bahwa, dalam setiap gerak langkah kehidupan manusia ada hubungan manusia dengan mansuia, manusia dengan lingkungannya, serta manusai dengan Allah sebagai Robnya. (Hablum minallah dan hablum minannas). Dengan kata lain bisnis dalam Islam tidak semata mata merupakan manifestasi hubungan sesama manusia yang bersifat pragmatis, akan tetapi lebih jauh daripada itu adalah sebagai manifestasi ibadah secara total kepada Allah sang Pencipta.
Oleh karena itu sebagai remaja muslim yang bergelut di bidang bisnis, baik itu bisnis fashion, restoran, traveling dan lain sebagainya, jika didalam jiwanya ditanamkan bahwa semua itu adalah untuk manifestasi ibadah kepada Allah, maka tentu dalam kesehariannyapun akan dihiasi ibadah, diluar kegiatan bisnisnya di hiasi ibadah..
Karena sejak awal dirinya sudah menanamkan etika yang baik dalam bisnisnya, sehingga dari hasil etika baiknya dalam menjalankan bisnis tersebut menghasilkan kesuksesan dan keberkahan.. Maka hasil dari kesuksesannya tidak di jadikan untuk berfoya-foya apa lagi digunakan untuk bermaksiat, seperti menghabiskan waktunya didunia malam, berjudi, mabuk-mabukan atau berzina.. Karena dia pasti akan sadar bahwa semua kesuksesan bisnisnya sebagai amanah dan anugerah dari sang Maha Pencipta yang harus di jaga dan dipertahankan demi lahirnya kehidupan yang bahagia baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Artikel ini ditulis oleh:
Abdus Somad Rahmat Hakim, S.Pd.I