Sahabat Strategi dan Bisnis
Dalam Usaha kadang kita menghadapi suatu konflik dan merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindarkan dalam kehidupan. Bahkan sepanjang kehidupan, manusia senantiasa dihadapkan dan bergelut dengan konflik. Demikian halnya dengan kehidupan usaha (bisnis). Semua personal yang terlibat dalam usaha senantiasa dihadapkan pada konflik. Perubahan atau inovasi baru sangat rentan menimbulkan konflik (destruktif), apalagi jika tidak disertai pemahaman yang memadai terhadap ide-ide yang berkembang.
Dilema itulah yang dimaksud dengan manajemen konflik yang pastinya sangat berpengaruh bagi orang-orang yang berhubunga bisnis dengan kita. Seorang pemimpin organisasi bahkan manajer sekalipun dituntut menguasai manajemen konflik agar konflik yang muncul dapat berdampak positif untuk meningkatkan mutu perusahaan yang kita kelola. Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku maupun pihak luar dalam suatu konflik (proses suatu usaha). Manajemen konflik termasuk pada suatu pendekatan yang berorientasi pada proses yang mengarahkan pada bentuk komunikasi (termasuk tingkah laku) dari pelaku maupun pihak luar dan bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan (interests) dan interpretasi.
Bagi pihak luar (di luar yang berkonflik) sebagai pihak ketiga, yang diperlukannya adalah informasi yang akurat tentang situasi konflik. Hal ini karena komunikasi efektif di antara pelaku dapat terjadi jika ada kepercayaan terhadap pihak ketiga. Manajemen konflik merupakan langkah-langkah yang diambil para pelaku atau pihak ketiga dalam rangka mengarahkan perselisihan ke arah hasil tertentu yang mungkin atau tidak mungkin menghasilkan suatu akhir berupa penyelesaian konflik dan mungkin atau tidak mungkin menghasilkan ketenangan, hal positif, kreatif, bermufakat, atau agresif.
Manajemen konflik dapat melibatkan bantuan diri sendiri, kerjasama dalam memecahkan masalah (dengan atau tanpa bantuan pihak ketiga) atau pengambilan keputusan oleh pihak ketiga. Suatu pendekatan yang berorientasi pada proses manajemen konflik menunjuk pada pola komunikasi (termasuk perilaku) para pelaku dan bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan dan penafsiran terhadap konflik. Dan terkadang berkonflik itu merupakan sebuah proses, sama halnya dengan perencanaan sebuah gagasan yang selalu berproses. Proses manajemen konflik merupakan bagian yang rasional dan bersifat iteratif, artinya bahwa pendekatan model manajemen konflik secara terus menerus mengalami penyempurnaan sampai mencapai model yang representatif dan ideal. Sama halnya dengan proses manajemen konflik meliputi beberapa langkah yaitu bagaimana kita melakukan penerimaan terhadap keberadaan konflik (dihindari atau ditekan/didiamkan), klarifikasi karakteristik dan struktur konflik, evaluasi konflik (jika bermanfaat maka dilanjutkan dengan proses selanjutnya), menentukan aksi yang dipersyaratkan untuk mengelola konflik, serta menentukan peran perencana sebagai partisipan atau pihak ketiga dalam mengelola konflik.
Keseluruhan proses tersebut berlangsung dalam konteks perencanaan suatu konsep bisnis yang melibatkan perencana sebagai aktor yang mengelola konflik baik sebagai partisipan atau pihak ketiga. Lalu bagaimana mengelola konflik yang baik dalam Bisnis ? Konflik dapat dicegah atau dikelola dengan disiplin, penuh pertimbangan pengalaman dalam tahapan kehidupan, lakukan komunikasi yang baik dan mendengarkan secara aktif yang merupakan hal penting untuk mengelola konflik. Untuk memastikan bahwa penerimaan para manajer telah memiliki pemahaman yang benar, mereka dapat merumuskan kembali permasalahan para pegawai sebagai tanda bahwa mereka telah mendengarkan.
Ada beberapa teknik atau keahlian yang harus kita miliki agar dapat mengelola Konflik yakni : Pendekatan dalam resolusi konflik yang tergantung pada Konflik itu sendiri, karakteristik orang-orang yang terlibat di dalamnya, keahlian individu yang terlibat dalam penyelesaian konflik, pentingnya isu yang menimbulkan konflik dan ketersediaan waktu dan tenaga orang yang berkonflik.
Untuk lebih efektifnya ada beberapa metode untuk menangani konflik bila anda bergelut di dunia bisnis. Metode yang sering digunakan untuk menangani konflik adalah dengan mengurangi konflik dan dengan menyelesaikan konflik. Untuk metode pengurangan konflik salah satu cara yang sering efektif adalah dengan mendinginkan persoalan terlebih dahulu (cooling thing down). Meskipun demikian cara semacam ini sebenarnya belum menyentuh persoalan yang sebenarnya. Ada cara lain adalah dengan membuat musuh bersama, sehingga para anggota di dalam kelompok tersebut bersatu untuk menghadapi musuh tersebut. Cara semacam ini sebenarnya juga hanya mengalihkan perhatian para anggota kelompok yang sedang mengalami konflik.
Cara jitu untuk menghadapi konflik adalah denga melakukan Kompromi. Melalui kompromi mencoba menyelesaikan konflik dengan menemukan dasar yang di tengah dari dua pihak yang berkonflik. Cara ini lebih memperkecil kemungkinan untuk munculnya permusuhan yang terpendam dari dua belah pihak yang berkonflik, karena tidak ada yang merasa menang maupun kalah. Meskipun demikian, dipandang dari pertimbangan organisasi pemecahan ini bukanlah cara yang terbaik, karena tidak membuat penyelesaian yang terbaik pula bagi organisasi, hanya untuk menyenangkan kedua belah pihak yang saling bertentangan atau berkonflik.
Terakhir ada beberapa tips atau langkah-langkah manajemen untuk menangani Konflik dalam lingkungan usaha Anda yakni dengan cara menerima dan mendefinisikan pokok masalah yang menimbulkan ketidak puasan, dengan mengumpulkan keterangan/fakta dengan menganalisis dan memutuskan serta melakukan evaluasi terhadap keadaan, dengan memberikan jawaban. Meskipun manajemen kemudian sudah memutuskan, keputusan ini haruslah dibertahukan kepada anggota organisasi. Lakukan upaya Tindak lanjut, langkah ini diperlukan untuk mengawasi akibat dari keputusan yang telah diperbuat. Atau dengan memberi sitem pendisiplinan dimana konflik dalam organisasi apabila tidak ditangani dengan baik bisa menimbulkan tindakan pelecehan terhadap aturan main yang telah disepakati bersama. Oleh karena itu pelecehan ataupun pelanggaran terhadap peraturan permainan (peraturan organisasi) haruslah dikenai tindakan pendisiplinan agar peraturan tersebut memiliki wibawa. Tindakan pendisiplinan adalah dengan memberi nasihat untuk kebaikan pada masa yang akan datang, sedangkan cara-cara yang negatif mulai dari yang ringan sampai yang berat, antara lain dengan diberi peringatan secara lisan/tertulis, dihilangkan/dikurangi sebagian haknya, didenda , dirumahkan sementara ( lay-off ), diturunkan pangkat/jabatannya, diberhentikan dengan hormat atau bias saja diberhentikan tidak dengan hormat.
Demikian semoga bermanfaat, dan tetap jadikan setiap konflik itu adalah hikmah dari sebuah perjalanan proses usaha anda menuju ke arah yang lebih baik dan penuh pembelajaran. Salam Wirausaha.
Penulis : Achmad Rosyad, SP., MM